Inti
atom yang dipecah berasal dari atom yang tidak stabil (radioaktif) seperti
Uranium-235 (U-235). U-235 adalah isotop Uranium yang sangat sensitif terhadap
reaksi berantai. Dalam teknik nuklir, partikel yang mampu memberikan reaksi
berantai ini disebut fissile. Angka 235 adalah nomor massa atom yang
menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam intinya. Proton dan neutron adalah
partikel penyusun inti atom, disebut nukelon.
Reaksi
berantai dari U-235.
Untuk menghasilkan reaksi berantai, inti atom U-235 ditembak
oleh sebuah neutron yang bergerak lambat (disebut “slow neutron” atau
juga “thermal neutron“). Kecepatan gerak neutron sesungguhnya dapat
diatur, tapi telah dihitung sedemikian rupa sehingga reaksi berantai dari
gerakan neutron yang lambat lebih mudah dikontrol. Ketika slow neutron mengenai
targetnya, yaitu inti atom U-235, inti atom pecah menjadi dua buah inti atom
yang lain dan sejumlah neutron. Neutron-neutron hasil dari reaksi ini akan
mengenai inti atom-inti atom U-235 lainnya dan begitu seterusnya. Inilah yang
disebut “reaksi berantai” (chain reaction).
Saya ulangi lagi, reaksi berantai harus dapat dikendalikan
oleh operator, dan oleh karena itulah kecepatan neutron pertama yang
ditembakkan harus rendah supaya reaksi berantai yang dihasilkan dapat
dikendalikan. Dalam bom nuklir, jutru dibutuhkan reaksi berantai yang
tak-terkontrol sehingga energi yang dihasilkan sangat besar.
Energi kinetik slow neutron yang biasa ditembakkan adalah
sekitar 7,5 MeV — MeV adalah Mega electronVolt, sebuah satuan energi dengan 1
eV = 1,6 x 1019 joule, sangat kecil! Energi hasil reaksi fisi adalah
8,4 MeV. Perbedaan 0,9 MeV per nukleon berasal dari energi yang dilepas oleh
reaksi fisi. Energi ini berasal dari energi ikat antarnukleon di dalam inti.
Dengan demikian, total energi yang dilepas setiap reaksi fisi U-235 adalah
jumlah nukleon dikali energi per nukleon, yaitu 235 x 0.9 MeV atau sekitar 200
MeV per satu inti atom.
Kecil?
Ya, angka yang kecil. Tapi jangan lupa, perhitungan di atas adalah untuk satu
inti atom U-235, yang mana massa satu inti atom U-235 sekitar (pembulatan) 3,9
x 10-22 gram. Artinya, 1 gr U-235 mengandung sekitar 1/3,9×10-22
= 2,8 x 1021 buah inti atom U-235. Jika semua bereaksi dalam
reaktor, maka dihasilkan energi sejumlah 200 x 2,8 x 1021 MeV = 5,6
x 1023 MeV atau sekitar 8,9
Megajoule. Energi sebanyak ini dapat dihasilkan oleh pembakaran batu bara
sebanyak 2650 ton kg batu bara!!! (Jangan
lupa, selain energi batu bara juga menghasilkan polusi.)
Prinsip dasar kerja PLTN
Nah, berikut ini hal yang menarik:
bagaimana mengubah energi sebanyak itu menjadi listrik dalam sebuah PLTN?
Jawabannya cukup mencengangkan, atau mungkin mengecewakan bagi sebagian kita:
energi sejumlah itu dipakai untuk mendidihkan segentong air sehingga menjadi
uap. Uap itu kemudian dialirkan lewat pipa-pipa yang kemudian dapat
menggerakkan turbin-turbin. Di belakang turbin ada generator yang bekerja
seperti sebuah dinamo raksasa yang bertugas mengubah energi gerak mekanik
menjadi energi listrik. (Berbeda dengan motor yang mengubah energi listrik
menjadi energi gerak mekanik, atau enjin yang mengubah energi hasil pembakaran
menjadi energi gerak mekanik). Proses awal yang “very high technology”
ternyata diakhiri oleh “very old-style conventional technology“, hehehe.
Secara sederhana, skematik tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Reaksi fisi berantai terjadi di reaktor (C), dengan bahan bakar
U-235 dalam bentuk batangan (kira-kira sepanjang 2,5 cm). Batangan U-235
dikontrol oleh batang pengontrol (B). Operator menaikturunkan batang pengontrol
ini untuk mengontrol kecepatan reaksi berantai. Batang turun berarti semakin
cepat reaksi terjadi, begitu juga sebaliknya.
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi dibawa dalam bentuk
panas oleh fluida khusus ke tabung air (D). Panas ini mendidihkan air yang
uapnya dibawa oleh pipa untuk menggerakkan turbin (H). Di belakang turbin ada
generator (G) yang mengubah energi gerak mekanik menjadi listrik.
Uap air yang telah menggerakkan turbin kehilangan panasnya
dan berubah kembali menjadi air. Untuk mempercepat proses pendinginan, air
dingin dari menara air (J) disalurkan lewat pipa (I). Air yang telah dingin
dipompa ke (D). Begitu seterusnya. Mekanisme turbin dan generator yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik adalah pembahasan tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar